Kamis, 14 Juni 2012


Nenek ku Sayang

Secara tiba-tiba orang tua memberi kabar via sms bahwa nenek masuk rumah sakit, dirawat di Siloam Karawaci, kaget juga mendengar berita ini, karena nenek sudah sangat tua (namanya juga nenek-nenek ya), sudah sekitar 80 tahun dan telah pikun. Karena saat mendapat info termasuk hari di pertengahan minggu, yang berarti hari kerja dan jalur ke Karawaci luar biasa padatnya, maka saya dan suami sepakat menengok pada hari libur. Saat mendengar kesepakatan kami, orang tua mendadak dangdut kebakaran jenggot, menurut mereka kalau mendengar berita sakit itu harus segera didahulukan sesibuk apapun, jadilah kami menengok pada hari Kamis malam, jadi lah kami berangkat ke Karawaci, setelah melalui acara debat sana debat sini dan berakhir dengan kekalahan di pihak saya.

                Tibalah saat menengok itu, eng ing eng, ternyata lalu lintas macet luar biasa saudara-saudara, Gatot Subroto sangat macet, berangkat jam 5.30 sore dari Tebet, jam 8 malam masih terdampar di depan Gedung MPR/DPR, hadeuh…Jakarta. Barulah saat mendekati jam 9 malam kami tiba di rumah sakit. Taukah saudara-saudara, ternyata nenek saya itu tidak sakit. Hanya ngambek karena kurang perhatian. Ternyata karena beliau tinggal dengan adik sepupu saya yang sudah memiliki 2 putri yang masih kecil dan menyita perhatian, nenek saya itu merasa tidak diperhatikan, beliau mungkin merasa tersisihkan walaupun telah ada perawat yang selalu berada di sisinya, aksi beliau adalah tidak mau makan selama seminggu, bahkan kata perawatnya tidak mau minum susu juga. Karena sudah seminggu tidak mau makan dan tubuhnya yang sudah sangat kurus semakin lemah, akhirnya atas inisiatif adik sepupu yang ketakutan ada apa-apa dengan nenek dibawalah sang nenek ke rumah sakit.

                Demi mendengar sang ibu yang terbaring di rumah sakit, berdatanganlah anak-anak dan para cucu, mereka menyuapi, memijat dan mengelus, serta meminumkan susu yang ternyata tidak sulit makan dan minum susu. Akhirnya nenek berkata bahwa beliau mau lebih lama tinggal di rumah sakit supaya bisa disuapi oleh anak-anak dan cucu-cucunya, oooh ternyata kangen toh? Sampai akhirnya kami pulang karena jam berkunjung yang terlambat itu akhirnya usai, nenek meminta kami berjanji agar kami datang berkunjung lagi, dengan gaya seperti anak-anak balita dengan mata penuh harap kepada orang tuanya.

                Dengan kejadian tadi, saya merenung sendiri, bagaimana nanti kalau saya telah tua dan anak-anak telah memiliki keluarga dan memiliki kesibukan sendiri, dan apabila saya kangen anak-anak saya apakah saya harus mogok makan, apakah saya akan terlantar seperti nenek saya tadi? Saya hanya  dapat berdoa kepada Alloh SWT, bila saat itu tiba, saya diberi yang terbaik dan tidak menyusahkan anak-anak dan keluarga saya. Aamiin.

Pentingnya Belajar Bahasa

Mempelajari bahasa itu penting, entah itu bahasa Jawa, Sunda, Sumatera, ataukah hanya sekedar bahasa pergaulan di kalangan ABG. Sewaktu saya kuliah, belasan tahun yang lalu, saya yang notabene lahir dan besar di Jakarta, mau tak mau, sadar tak sadar akhirnya belajar bahasa Jawa karena lingkungan teman-teman pergaulan sekitar yang  berasal dari Jawa Tengah dan sekitarnya, daripada mereka ngobrol dan saya serasa gagu dan tuli karena tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, rasanya seperti tersingkir dengan sukses. Setelah saya minimal mengerti apa yang mereka obrolkan barulah saya merasa diterima oleh mereka, itu pun baru mengerti, belum menguasai lho ya, pasti hasilnya lebih dahsyat. Saya memiliki pengalaman menarik seputar bahasa. Sewaktu ditugaskan ke Cianjur, awal-awalnya saya sering mendengar orang-orang Sunda di sekitar saya mengucapkan kata-kata 'bagong', saya pikir 'wah ternyata orang-orang Sunda ini suka dengan wayang', wah hebat, saya saja yang katanya keturunan orang Jawa ini masih setengah-setengah dalam mencintai budaya Jawa, kok orang-orang Sunda ini hebat sekali? Setelah proses bertanya sana sini? barulah saya mengerti bahwa arti kata 'bagong' adalah 'babi' (mohon maaf untuk orang Sunda). Kemudian ada kata Sunda yang saya tidak pernah mengerti artinya, yang sering diucapkan teman-teman saya yang laki-laki kepada sesama laki-laki yang baru dapat saya ketahui setelah bertahun-tahun kemudian, itupun teman saya menjelaskan dengan muka merah dan tertawa terbahak-bahak dan teman satunya malah bermuka biru seperti 'keselek' sendal, mungkin karena malu, bagaimana tidak malu wong yang saya tanyakan itu berarti alat kelamin pria. Saya juga malu sih, tapi itu belakangan. Ada lagi kejadian yang berhubungan dengan bahasa, kali ini bahasa Jawa. Ada dua orang rekan saya (laki-laki juga), entah mengapa saya selalu terdampar di lingkungan laki-laki, sedang membicarakan salah seorang laki-laki rekan mereka yang menikah kembali dengan wanita yang jauh lebih muda dan 'segar', ke dua rekan saya ini asyik mengobrol tentang hal-hal 'untuk kalangan laki-laki' yang tentunya dalam bahasa Jawa dan 'seru serta saru' mereka mungkin berpikir saya yang duduk dekat mereka tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, karena jika orang-orang bertanya asal saya dari mana, saya selalu menjawab kalau saya orang Jakarta. Awalnya saat mereka berbicara dengan serunya, saya hanya senyam senyum sambil meng-klik mouse komputer, sampai akhirnya mereka berbicara 'saru' barulah saya tertawa keras, mereka baru sadar ternyata saya mengerti apa yang mereka obrolkan. Mereka malu atau tidak, saya tidak mengerti, yang pasti saya geli mendengar pembicaraan para lelaki ini, yang terbersit di pikiran saya adalah ternyata kalau lelaki ngobrol tentang wanita sama saja seperti para wanita yang sedang gosip. Psst..dua pria yang bergosip ini adalah kepala seksi saya dan kepala seksi sebelah. Itulah keuntungan dan kerugian belajar bahasa. Bagaimana dengan anda?

Rabu, 10 Februari 2010

JANGAN MERASA PALING SALEH

”Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.”(QS, al-Hujurat [49]: 13)

Dua orang laki-laki bersaudara . Mereka sudah yatim piatu sejak remaja. Keduanya bekerja pada sebuah pabrik kecap .

Mereka hidup rukun , dan sama-sama tekun belajar agama. Mereka berusaha mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.

Untuk datang ke tempat pengajian, mereka acap kali harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah Sang Ustadz. Jaraknya sekitar 10 km dari rumah peninggalan orangtua mereka.

Suatu ketika sang kakak berdo’a memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila pergi mengaji. Allah mengabulkannya, jabatannya naik, dia menjadi kepercayaan sang direktur. Dan tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki. Dia mendapatkan bonus karena omzet perusahaannya naik.

Lalu sang kakak berdo’a memohon seorang istri yang sempurna, Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik akhlaknya.

Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo’a memohon kepada Allah akan sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua do’anya itu.

Sementara itu, sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Namun karena kakaknya sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, maka sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka.

Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya. Dia dia teringat bahwa adiknya selalu membaca selembar kertas saat dia berdo’a, menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo’a.

Lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdo’a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, ” Dik, sesungguh ketidak mampuan kita menghapal quran, hadits dan bacaan doa. bisa jadi karena hati kita kurang bersih.. “

Sang adik Mengangguk, hatinya terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya atas nasihat itu.

Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai meninggalnya adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan do’anya tak pernah terkabul.

Sang kakak membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi tulisan do’a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do’a untuk guru mereka, do’a selamat dan ada kalimah di akhir do’anya:

“Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu,
Ampunilah aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do’a kakak ku,
Jadikan Kakakku selalu dalam lindungan dan cinta-Mu,
Bersihkanlah hati ku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku
didunia dan akhirat.”

Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya.Dia telah salah menilai adiknya. Tak dinyana ternyata adiknya tak pernah sekalipun berdo’a untuk memenuhi nafsu duniawinya.

Kekayaan, kemiskinan, kebaikan, keburukan dan setiap musibah yang menimpa manusia merupakan ujian dari Allah swt. yang diberikan kepada hambanya. Itu bukan ukuran kemuliaan atau kehinaan seseorang. Janganlah bangga karena kekayaan dan janganlah putus asa karena kemiskinan..



Cerita ini begitu menyentuh , semoga dapat menjadikan hikmah bagi kita semua ...



Sumber : Ispiring Stories II
@Cyber Halaqoh

Oleh : Lailla Nurul Muna Di Discussion Board KKH 2

TIPUAN DUNIA DAN HAKIKAT AKHIRAT

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dalam hadits yang menjelaskan betapa kesenangan surga sejenak cukup membuat orang yang paling menderita sewaktu di dunia lupa samasekali akan penderitaannya. Sedangkan kesengsaraan neraka walau sekejap cukup untuk menjadikan orang yang paling nikmat sewaktu hidup di dunia tidak ingat lagi akan semua kesenangannya.

“Pada hari kiamat didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dari penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sejenak. Kemudian ia ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kebaikan, pernahkah kamu merasakan suatu kenikmatan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb.” Dan didatangkan orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia dari penghuni surga. Lalu ia dicelupkan ke dalam surga sejenak. Kemudian ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kesulitan, pernahkah kamu merasakan suatu kesengsaraan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb. Aku tidak pernah merasakan kesulitan apapun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan apapun.” (HR Muslim 5018)

Banyak kita yg nyangka bahwa dunia merupakan tempat yang final dan menentukan. Menang di dunia dianggapnya sebagai suatu perkara yang mesti dan harus. Sebab jika tidak menang di dunia lalu mau menang di mana lagi? Demikian pula sebaliknya, kalah di dunia merupakan suatu kehinaan yang bagaimanapun caranya harus dihindari.

Ketika sahabat Rib’iy bin Amer radhiyallahu ’anhu ditugaskan untuk bernegosiasi dengan panglima militer Persia, Rustum, ia menjelaskan misi diutusnya ummat Islam oleh Allah subhaanahu wa ta’aala ke muka bumi. Salah satu misi tersebut dijelaskan olehnya sebagai berikut:

”Kami (ummat Islam) diutus Allah ta’aala ke muka bumi untuk mengeluarkan manusia dari sempitnya dunia menuju lapangnya dunia dan akhirat.”

Inilah salah satu misi utama ajaran Islam. Melahirkan manusia beriman yang keyakinan dan penghayatannya akan negeri akhirat sedemikian kuatnya sehingga mereka tidak pernah terkurung di dalam keterbatasan dunia yang sempit. Orang beriman selalu hidup dengan hati yang lapang sebab mereka tidak mudah terseret oleh tipuan kesenangan (maupun kesengsaraan) dunia yang fana.

Seberapa nikmatnya kesenangan dunia, maka bagi seorang mu’min tidak bisa menandingi apalagi melebihi kebahagiaan hakiki di surga akhirat kelak. Demikian pula, sedahsyat apapun kesengsaraan di dunia, maka bagi orang beriman hal itu tidak bisa menandingi apalagi melebihi penderitaan sejati di neraka akhirat kelak nanti.

Namun dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat begitu banyak manusia yang menyangka bahwa dunia sedemikian hakikinya sehingga mereka rela melakukan dan mengorbankan apapun hanya untuk meraih kesenangan fana dunia. Begitu pula mereka akan rela berbuat dan meyerahkan apapun demi terbebaskan dari penderitaan sementara dunia ini. Dan itu semua dilakukan dengan mempertaruhkan kemungkinan meraih kesenangan hakiki surga akhirat dan dengan kemungkinan malah berujung di kesengsaraan sejati neraka akhirat.

Tidak banyak manusia yang rela bersabar kehilangan surga dunia demi meraih surga akhirat. Tidak banyak orang yang rela menghadapi neraka dunia demi terbebaskan dari neraka akhirat. Hal ini cuma menunjukkan betapa tidak sabarnya manusia. Dan hal ini juga menunjukkan betapa mudahnya manusia terjebak dengan hal-hal yang zahir dari kehidupan dunia ini dan mereka tidak cukup tajam penglihatannya untuk mamandang hal-hal ghaib dari kehidupan akhirat.


يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS ArRuum ayat 7)

Para ahlud-dunya atau pencinta dunia memang merupakan kaum materialis. Mereka hanya sibuk tenggelam dalam hal-hal yang material semata. Mereka tidak pernah mau tahu dengan hal-hal yang bersifat ”behind the material”. Sebab mereka tidak sanggup menjangkaunya. Dan ketidak-sanggupan itu disebabkan oleh tidak hadirnya al-iman di dalam dadanya.

Orang beriman tentunya ingin berhasil juga di dunia. Tetapi doanya dan harapannya kepada Allah ta’aala tidak pernah berhenti hanya pada hal-hal sebatas dunia. Mereka selalu mengharapkan akhirat bersamaan dengan harapannya akan dunia.


وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

”Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a, "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka."” (QS Al-Baqarah ayat 201)

Singkat kata, seorang mu’min adalah manusia yang lebih memilih menderita di dunia asal senang di akhirat. Sedangkan seorang kafir atau munafik lebih memilih sukses di dunia walau harus berakibat masuk neraka di akhirat kelak. Seorang mu’min berprinsip: ”Lebih baik susah sekarang asal senang belakangan.” Sedangkan seorang kafir atau munafik berprinsip: ”Yang penting kita harus senang selagi bisa. Soal neraka, yah, belum tentu juga benar-benar ada.”

Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengingatkan kita agar jangan hendaknya tertipu oleh dunia. Hendaknya selalu sadar bahwa hakikat senang dan susah adalah di akhirat bukan di dunia. Senang di dunia tidak perlu membuat kita lupa. Susah di dunia tidak perlu membuat kita berputus asa.

wallahu a'lam bishowab

Diambil dari tulisannya Yusuf Mansyur

Senin, 01 Februari 2010

Sekolah Anakku

Tahun ini Naura anakku yang pertama akan lulus SD. Setelah ini bersiap-siaplah ia untuk melanjutkan ke SMP. Hal yang pertama aku komentari adalah aku tidak akan menyekolahkan dia ke SMP Negeri. Banyak hal yang menjadi pemikiranku. Aku tidak memiliki pembantu di rumah yang bisa membantu mengawasi anak-anak sehingga bila anak-anakku yang sebentar lagi akan menjadi ABG tidak ada yang mengawasi pastilah tidak akan ada yang mengawasi tindak tanduk anakku. Apalagi bila teman-temannya datang ke rumah. Aku tergidik membayangkannya karena tidak tau apa yang mereka lakukan di rumahku. Hal lain yang terbayang di otakku adalah bayangan anak-anak SMP Negeri di dekat rumahku yang selalu bergandengan tangan dengan lawan jenisnya. Kalau di muka umum mereka telah berani bergandengan tangan atau bersentuhan, apalagi yang akan mereka lakukan di tempat sepi dan gelap. Aduh..aku tidak akan sanggup membayangkan bila my beauty princess disentuh temannya. Jadi hal yang aku ambil adalah aku akan memasukkan dia di sekolah yang porsi pelajaran agamanya lebih banyak. Aku yang agamanya lemah tidak berarti mendidik anakku dengan cara yang lemah pula. Aku merasa tidak cukup ilmu untuk membimbingnya. Aku putuskan untuk menitipkannya di pesantren, karena di situ pasti banyak yang ahli dalam urusan pendidikan agama, tentunya setelah proses negosiasi yang lumayan alot dengan suami dan anak.

Aku katakan bahwa karena aku sayang padanya, aku ingin dia memiliki ilmu yang bagus, ingin dia berbudi luhur, baik tingkah lakunya, rajin sholat dan mengaji, dan yang terpenting adalah aku ingin anakku dapat menghapal Al Quran, sehingga dapat membantu orang tua dan adik-adiknya dalam beribadah. Alhamdulillah anakku setuju. Kemudian kami berburu lah mencari boarding school atau pesantren. Banyak hal yang menjadi pertimbanganku, seperti kebersihan sekolah, kebersihan kamar, jumlah tempat tidur dalam satu kamar, laundry serta makanan yang akan didapat. Aku hanya menginginkan agar anakku dapat merasa nyaman walaupun jauh dari orang tua. Akhirnya kami mendapatkan satu lokasi yang nyaman. Masa Januari sampai April ini adalah masa pendaftaran dan ujian penerimaan murid baru. Mudah-mudahan Alloh memberikan kemudahan bagi kami dalam menghadapinya dan mudahan-mudahan anakku diberi banyak kemudahan oleh Alloh untuk menjalani ujian masuk, karena pada dasarnya yang kami lakukan adalah untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Amin..

Gondongan/Mumps/Parotitis

Sejak kemarin Qanit mengeluh lehernya sakit, apalagi kalau menelan sesuatu. Dia menunjuk posisi sakit di bawah leher kirinya. Banyak keluhan-keluhan yang timbul gara-gara si leher sakit ini. Wah...jangan-jangan gondongan. Aku tidak terlalu khawatir karena saat Qanit berusia 15 bulan telah diberi vaksin MMR. Dari artikel-artikel yang aku baca ditulis bahwa apabila anak telah diberi vaksin MMR besar kemungkinan tidak akan tertular penyakit ini. Tetapi saat tadi pagi tantenya menelfon dan melaporkan bahwa bawah leher kiri Qanit kok bengkak, jadilah aku buru-buru browsing mencari artikel-artikel tentang gondongan kembali. Yang dapat aku simpulkan adalah apabila seorang anak telah diberi vaksin MMR kecil kemungkinan ia akan terkena (mungkin anakku pengecualian...hehehe) dan bila seseorang telah terkena penyakit gondongan ini seseorang tidak akan terkena lagi, padahal Radit anakku yang nomor dua juga pernah menderita gondongan sampai dua kali (mungkin Radit merupakan kasus pengecualian juga...hehehe). Kesimpulan yang terakhir adalah karena penyakit ini tergolong dalam "self limiting disease" (penyakit yg sembuh sendiri tanpa diobati) maka tidak diperlukan obat kecuali obat penurun panas apabila panasnya tinggi, yang penting adalah peningkatan daya tahan tubuh yang diperoleh dari makanan dan suplemen bila perlu.

Di bawah ini hasil browsinganku sebagai bahan pelajaran yang diambil dari www.infopenyakit.com.
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.

Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemic atau epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang berumur 2-12 tahun. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya.

Adapun mereka yang beresiko besar untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan hormon kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat Iodium dalam tubuh.


Penularan Penyakit GondonganPenyakit Gondong (Mumps atau Parotitis) penyebaran virus dapat ditularkan melalui kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin. Virus dapat ditemukan dalam urin dari hari pertama sampai hari keempat belas setelah terjadi pembesaran kelenjar.

Penyakit gondongan sangat jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun, hal tersebut karena umumnya mereka masih memiliki atau dilindungi oleh anti bodi yang baik. Seseorang yang pernah menderita penyakit gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya.


Tanda dan Gejala Penyakit Gondongan
Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Namun demikian mereka sama dengan penderita lainnya yang mengalami keluhan, yaitu dapat menjadi sumber penularan penyakit tersebut.

Masa tunas (masa inkubasi) penyakit Gondong sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-18 hari. Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa tunas dapat digambarkan sdebagai berikut :

Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam (suhu badan 38.5 – 40 derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut).
Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan.
Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis.
Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.


Diagnosis Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis)
Diagnosis ditegakkan bila jelas ada gejala infeksi parotitis epidemika pada pemeirksaan fisis, termasuk keterangan adanya kontak dengan penderita penyakit gondong (Mumps atau Parotitis) 2-3 minggu sebelumnya. Selain itu adalah dengan tindakan pemeriksaan hasil laboratorium air kencing (urin) dan darah.


Pemeriksaan Laboratorium
Disamping leucopenia dengan limfosiotsis relative, didapatkan pula kenaikan kadar amylase dengan serum yang mencapai puncaknya setelah satu minggu dan kemudian menjadi normal kembali dalam dua minggu.

Jika penderita tidak menampakkan pembengkakan kelenjar dibawah telinga, namun tanda dan gejala lainnya mengarah ke penyakit gondongan sehingga meragukan diagnosa. Dokter akan memberikan order untuk dilakukannya pemeriksaan lebih lanjut seperti serum darah. Sekurang-kurang ada 3 uji serum (serologic) untuk membuktikan spesifik mumps antibodies: Complement fixation antibodies (CF), Hemagglutination inhibitor antibodies (HI), Virus neutralizing antibodies (NT).


Komplikasi Akibat Penyakit Gondongan
Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit, tetapi kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan komplikasi, dimana virus dapat menyerang organ selain kelenjar liur. Hal tersebut mungkin terjadi terutama jika infeksi terjadi setelah masa pubertas.

Dibawah ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan atau pengobatan yang kurang dini :

Orkitis ; peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen sehingga terjadi kemandulan.

Ovoritis : peradangan pada salah satu atau kedua indung telus. Timbul nyeri perut yang ringan dan jarang menyebabkan kemandulan.

Ensefalitis atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang. 5-10% penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. 1 diantara 400-6.000 penderita yang mengalami enserfalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.

Pankreatitis : peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total.

Peradangan ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang kental dalam jumlah yang banyak

Peradangan sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.


Pengobatan Penyakit Gondongan
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat selama penderita panas dan kelenjar (parotis) membengkak. Dapat digunakan obat pereda panas dan nyeri (antipiretik dan analgesik) misalnya Parasetamol dan sejenisnya, Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye (Pengaruh aspirin pada anak-anak).

Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat tirah baring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan kompres Es pada area testis yang membengkak tersebut. Sedangkan penderita yang mengalami serangan virus apada organ pancreas (pankreatitis), dimana menimbulkan gejala mual dan muntah sebaiknya diberikan cairan melalui infus.

Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin diperkirakan dapat mencegah terjadinya orkitis. Terhadap virus itu sendiri tidak dapat dipengaruhi oleh anti mikroba, sehingga Pengobatan hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan sendirinya.

Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam "self limiting disease" (penyakit yg sembuh sendiri tanpa diobati). Penderita penyakit gondongan sebaiknya menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak bertambah parah, diberikan diet makanan cair dan lunak.

Jika pada jaman dahulu penderita gondongan diberikan blau (warna biru untuk mencuci pakaian), sebenarnya itu secara klinis tidak ada hubungannya. Kemungkinan besar hanya agar anak yang terkena penyakit Gondongan ini malu jika main keluar dengan wajah belepotan blau, sehingga harapannya anak tersebut istirahat dirumah yang cukup untuk membantu proses kesembuhan.


Pencegahan Penyakit Gondongan (Mumps/Parotitis)
Pemberian vaksinasi gondongan merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak, yaitu imunisasi MMR (mumps, morbili, rubela) yang diberikan melalui injeksi pada usia 15 bulan.

Imunisasi MMR dapat juga diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang belum menderita Gondong. Pemberian imunisasi ini tidak menimbulkan efek apanas atau gejala lainnya. Cukup mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar Iodium, dapat mengurangi resiko terkena serangan penyakit gondongan.

Senin, 05 Oktober 2009

AFIRMASI

Kita pasti sering mendengar tentang afirmasi untuk meningkatkan kepercayaan diri atau keberanian seseorang. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan afirmasi?

Afirmasi (affirmation) adalah pernyataan keinginan atau hasrat yang diucapkan atau dibentuk dalam pikiran. Lebih sering diartikan sebagai kata-kata positif yang ditulis dan diucapkan seseorang setiap hari sehingga berpengaruh positif terhadap kepribadian, pikiran, dan tingkah laku orang tersebut. Kata-kata afirmasi ini bisa ditulis pada selembar kertas dan dibaca setiap bangun pagi. Jika dilakukan dengan berulang kali dan bersungguh-sungguh, maka afirmasi ini akan menumbuhkan kepercayaan diri dan motivasi.

Agar keinginan terwujud, pernyataan diucapkan berulang-ulang dari hari ke hari, sampai pernyataan itu tertanam dalam pikiran bawah sadar. Bila hal ini telah terjadi, maka pikiran bawah sadar akan merasakan adanya perbedaan antara apa yang dalam pikiran kita dengan kenyataan di dunia luar kita. Perbedaan ini akan menimbulkan suatu tekanan pada pikiran bawah sadar untuk menyiapkan ide, motivasi dan tindakan untuk menjadikan hasrat kita menjadi kenyataan.

Meskipun tampak sederhana, namun sebuah afirmasi tanpa teknik yang tepat, hanyalah menjadi kata-kata yang terucap tanpa menimbulkan dampak apa pun kepada orang yang mengucapkan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah afirmasi yang efektif, yaitu afirmasi harus bersifat pribadi dengan menggunakan kata 'saya'; harus berupa kalimat positif (hindari kata 'jangan' dan 'tidak'), dan kalimat harus berupa kondisi yang terjadi saat ini (jangan menggunakan kata 'akan').

Salah satu contoh kalimat afirmasi yang popular digunakan oleh Emile Coue, pencipta teknik autosugesti adalah "setiap hari, dengan segala cara, saya menjadi lebih baik dari sekarang". Contoh lainnya adalah, "Saya pasti sukses menghadapi ujian", atau "Saya pasti bisa!".

Afirmasi banyak digunakan dalam berbagai teknik terapi, pengembangan diri, dan motivasi seperti hipnoterapi, NLP, autosugesti, mind power, dan lain-lain.

Dengan teknik afirmasi ini diharapkan kita dapat mencapai kepribadian yang kita harapkan atau mencapai keinginan yang selama ini kita idam-idamkan.

(disadur dari Majalah Nirmala edisi Oktober 2009).