Hari ini aku abis mendholimi poni putri terkecilku, Qonita. Poni yang semula se- mata menjadi jauh di atas awang-awang, tinggi sekali. Semula aku hanya ingin merapikan sdikit poninya supaya tidak nyolok mata kalau kedip, tapi karena kepalanya bergoyang-goyang bagai nyiur hijau di tepi pantai, apa daya poninya menjadi miring ke atas, semakin aku ratakan antara poni kiri dan kanan semakin tinggi poninya, mirip batok kelapa. Tadinya karena ditertawakan kakak-kakaknya dia mau nangis dan ngambek tapi stelah dibujuk-bujuk mau ke Alfa Midi barulah dia tenang dan pasrah menerima keadaan poninya yang bagaikan batok kelapa itu. Maafkan titu ya sayang..
Minggu, 04 Januari 2009
Poni batok ala Qonita
Hari ini aku abis mendholimi poni putri terkecilku, Qonita. Poni yang semula se- mata menjadi jauh di atas awang-awang, tinggi sekali. Semula aku hanya ingin merapikan sdikit poninya supaya tidak nyolok mata kalau kedip, tapi karena kepalanya bergoyang-goyang bagai nyiur hijau di tepi pantai, apa daya poninya menjadi miring ke atas, semakin aku ratakan antara poni kiri dan kanan semakin tinggi poninya, mirip batok kelapa. Tadinya karena ditertawakan kakak-kakaknya dia mau nangis dan ngambek tapi stelah dibujuk-bujuk mau ke Alfa Midi barulah dia tenang dan pasrah menerima keadaan poninya yang bagaikan batok kelapa itu. Maafkan titu ya sayang..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar